Monday, August 18, 2008

Aku dan Utusan Tuhan (Part 1)

Ini adalah ke sekian kalinya aku pergi ke SMAN 1 Kalisat untuk bertemu adik-adik siswa Kristen yang aku layani. Hampir dua tahun aku melayani di sana. Di sebuah kelas kami biasa bertemu dan saling menguatkan kerohanian kami. Aku bersyukur dan merasa terhormat bisa bertemu mereka.

Saat ini jumlah mereka 7 anak. Yaah...itulah jumlahnya, 2 anak kelas 1, 1 anak kelas 2, dan 4 anak kelas 3. Jumlah tak jadi masalah buatku. Mereka adalah Indra, Jefta, Ivan, Andriyas, Gresia, Bagus, Rio. Aku sangat menikmati tiap menit bersama mereka. Parcaya atau tidak, mereka adalah anak yang baik. Mereka seperti utusan dari Tuhan.

Seperti waktu itu, kami ber-8 sedang KTB (Kelompok Tumbuh Bersama). Di tiap kesempatan, aku selalu mengingatkan mereka supaya tetap sehati dan saling menguatkan satu sama lain, dan tidak gentar walaupun jumlah mereka hanya 7. Dalam KTB itu, kami sedang membahas sebuah tema ’manusia yang baru atau manusia yang lahir baru’. Walaupun jumlah ini terlalu besar bagi idealnya sebuah KTB, tapi aku merasa tidak ada masalah karena mereka bisa diajak bekerjasama dalam forum ini sehingga tak ada satu pun yang tidak menghargai yang lain. Pertengahan, aku meminta mereka men-sharing-kan pengalaman atau apa yang terjadi dalam kehidupan mereka ketika mereka sadar bahwa otoritas tertinggi yang ada di dalam dirinya adalah Tuhan.

Satu per satu berbicara....hingga tibalah pada seorang anak kelas 1. Dia terlihat susah berbicara karena airmata terlebih dahulu mengalir di sudut matanya.. Butuh beberapa menit untuk dia kembali melanjutkan ceritanya. Aku mengerti. Ketika dia selesai bercerita, barulah aku menyadari betapa besar kasih Allah nyata dalam kehidupannya dan keluarganya. Yaah..Tuhan kami memang dahsyat!!

Mereka adalah adik-adikku. Aku sangat menyayangi mereka.

Aku jadi tersenyum-senyum sendiri bila mengingat kejadian itu. Suatu hari seorang adik SMS, dan bilang kalau dia ingin curhat. Lalu dia bercerita bahwa dia sedang naksir seorang cewek yang ditemuinya sewaktu retreat di Malang. Sebisanya, aku memberi nasihat padanya. Aku senang mereka jujur dan terbuka padaku, artinya mereka tidak menganggapku orang lain. Bersyukur, Tuhan menempatkan aku di Kalisat.

Aku selalu mendoakan supaya kami tetap kuat di dalam Tuhan, sehingga tak ada yang lebih mengharukan dan membahagiakan bila 10 tahun lagi aku bertemu mereka dan mereka masih setia pada Tuhan. Aku menyayangi mereka, dengan segala tingkah polah dan keunikan mereka..

No comments: